Mengatasi Stres Dan Kecemasan : Panduan Kesehatan Mental Untuk Semua Usia

            Kesehatan mental atau yang juga dikenal dengan istilah mental health adalah kondisi kesehatan yang berkaitan dengan aspek kejiwaan, psikis, dan emosional seseorang. Mental Health mencerminkan keadaan kesehatan mental seseorang, termasuk tingkat keseimbangan emosional, kemampuan mengatasi tekanan dan kualitas hubungan interpersonal. Seseorang dapat dikatakan memiliki good mental health adalah apabila memiliki ketenangan jiwa dalam menjalani hidupnya. Sebaliknya seseorang yang kesehatan mentalnya terganggu akan merasa kesulitan dalam mengendalikan emosinya bahkan dapat mempengaruhi hubungan dengan orang lain, kemampuan dalam berfikir atau bahkan memicu munculnya keinginan untuk melukai diri. Oleh karena itu betapa pentingnya kesehatan mental dalam kehidupan sehari – hari.

            Fenomena saat ini banyak meningkatnya stresor dalam kehidupan sehari – hari sehingga berdampak  yang sebelumnya banyak penyakit fisik menjadi bergeser ke penyakit jiwa. Saat ini banyak orang yang sudah pandai untuk menjaga kesehatan fisiknya dengan berolahraga (lari, bersepeda, renang, dll)  secara mandiri. Banyak fasilitas tempat kesehatan dibangun yang bisa dipakai untuk sarana olah raga seperti sarana jogging track, tempat nge-gym, kolam renang untuk umum, persewaan tempat olahraga sudah ada dimana - mana sehingga banyak orang yang sudah bisa menjaga kesehatan fisiknya secara mandiri. Hal ini berbanding terbalik dengan stresor yang dihadapi dalam kehidupan sehari - hari. Kita lihat di medsos, berita televisi, dll dari pagi sampai malam menampilkan banyak sekali informasi yang membuat kita semua menjadi stres. Belum masalah kehidupan yang lain misalnya biaya hidup mahal, biaya sekolah mahal, sulitnya mencari pekerjaan,dll yang semuanya bisa menjadi pencetus timbulnya stres. Oleh karena itu saat ini banyak penyakit fisik yang bergeser menjadi penyakit jiwa (potensi timbulnya penyakit jiwa lebih banyak daripada penyakit fisik).

Angka Kejadian / Prevalesi gangguan jiwa sebenarnya tinggi di masyarakat. Kasus yang paling trend di masyarakat yaitu Skizofrenia (Gila) mengenai sekitar 5% populasi di Indonesia. Kasus yang tidak kalah juga yang sering datang berobat ke dokter umum, dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis saraf dan psikiater adalah gangguan cemas dan depresi yang prevalensinya sekitar 10 – 15?ri populasi global. Sehingga sejak tahun 2020 WHO menetapkan gangguan depresi menempati penyakit peringkat ke 2 dunia setelah gangguan jantung dan pembuluh darah. Hampir semua penyakit fisik ujung – ujungnya bermuara menjadi sakit jiwa. Apalagi kalau penyakit fisik tersebut harus menjalani terapi seumur hidup misalnya Kencing manis, darah tinggi, gagal ginjal, stroke, kanker dan lain – lain. Hal tersebut semuanya membutuhkan Psikiater dalam kolaborasi terapi dengan spesialis dibidang lain.

Mungkin kita sering mendengar di lingkungan kita orang yang mengeluh penyakit yang bermacam – macam dan berpindah – pindah seperti maag yang hilang timbul, sering kepala pusing, pegal – pegal, badan terasa tidak enak, sampai sering lemes dan keluar keringat dingin sampai susah tidur tetapi saat periksa ke dokter dan sudah dilakukan bermacam – macam pemeriksaan penunjang semua hasilnya normal sehingga dokter mengatakan tidak sakit. Pasti pasiennya jengkel dan tidak percaya sehingga pasien akan berpindah – pindah dokter untuk periksa (shooping dokter).

            Hal tersebut di atas yang disebut psikosomatis atau dalam bidang kesehatan jiwa disebut gangguan somatoform. Psikosomatis / gangguan somatoform sebenarnya disebabkan oleh gangguan cemas dan depresi (stres). Gangguan ini ditandai dengan adanya suatu keluhan fisik yang berulang yang disertai dengan permintaan pemeriksaan medis meskipun sudah berkali – kali dilakukan hasilnya normal tetapi pasien tetap saja minta dilakukan pemeriksaan penunjang. Kalaupun kebetulan ada kelainan yang bissa diketemukan saat dilakukan pemeriksaan penunjang tetapi hasil tersebut tidak bisa menjelaskan hubungannya dengan keluhan yang dikemukakan pasien. Mengapa bisa seperti itu? karena gangguan psikosomatis atau gangguan somatoform penyebabnya adalah gangguan pikiran / psikis ( cemas dan depresi ) atau dalam bahasa awam sering disebut stres bukan karena kelainan di organ / fisiknya, jadi kelainannya ada di program pikirannya ( Mind Set ) yang dimanifestasikan ke badan makanya disebut Psikosomatis. Psiko artinya psikis, Somatis artinya badan. Jadi Psikosomatis artinya gangguan dipsikis yang manifestasi sakitnya dirasakan dibadan. Karena penyebabnya psikis sehingga saat dilakukan pemeriksaan penunjang misalnya laboratorium, EKG, USG, ronsen, CT Scan, MRI, dll semuanya normal.

Mengapa saat terjadi psikosomatis keluhannya bisa bermacam-macam ?

Di saat orang mengalami gangguan cemas dan depresi (stres) maka ada 3 sistem tubuh yang merespon dan masing – masing respon akan menimbulkan manifestasi keluhan yang berbeda – beda di badan yaitu :

<!--[if !supportLists]-->1.    <!--[endif]-->Ketegangan motorik

Manifestasi keluhan di badan berupa :

<!--[if !supportLists]-->-       <!--[endif]-->Otot sering kedutan / otot seperti bergerak - gerak sendiri

<!--[if !supportLists]-->-       <!--[endif]-->Otot tegang dari tengkuk sampai kepala ( nyeri kepala )

<!--[if !supportLists]-->-       <!--[endif]-->Cemas / gelisah

<!--[if !supportLists]-->-       <!--[endif]-->Mudah lelah walau sedang tidak bekerja berat

<!--[if !supportLists]-->2.    <!--[endif]-->Hiperaktivitas saraf otonom

Manifestasi keluhan di badan berupa :

<!--[if !supportLists]-->-       <!--[endif]-->Nafas pendek dan berat ( nyesek )

<!--[if !supportLists]-->-       <!--[endif]-->Jantung berdebar / sering deg deg an

<!--[if !supportLists]-->-       <!--[endif]-->Telapak tangan basah dan dingin

<!--[if !supportLists]-->-       <!--[endif]-->Mulut kering ( sering haus )

<!--[if !supportLists]-->-       <!--[endif]-->Pusing melayang / vertigo

<!--[if !supportLists]-->-       <!--[endif]-->Maag yang tidak sembuh – sembuh kadang sampai sering diare ( lebih banyak dikenal di masyarakat dengan nama GERD )

<!--[if !supportLists]-->-       <!--[endif]-->Sering kencing walau tidak banyak minum dan tidak memiliki rawat diabet

<!--[if !supportLists]-->-       <!--[endif]-->Sukar menelan padahal tidak sedang radang tenggorokan

<!--[if !supportLists]-->3.    <!--[endif]-->Kewaspadaan berlebihan dan penangkapan yang berkurang

Manifestasi keluhan di badan berupa :

<!--[if !supportLists]-->-       <!--[endif]-->Badan sering sakit – sakit semua sehingga penginnya dipijit terus

<!--[if !supportLists]-->-       <!--[endif]-->Mudah kaget

<!--[if !supportLists]-->-       <!--[endif]-->Sulit konsentrasi / mudah lupa

<!--[if !supportLists]-->-       <!--[endif]-->Sulit tidur / insomnia

<!--[if !supportLists]-->-       <!--[endif]-->Mudah tersinggung / sering marah - marah

Semuanya apabila ditotal ada 17 keluhan, banyaknya keluhannya tergantung dari derajatnya apakah ringan atau sedang atau berat  psikosomatinya. Semakin berat psikosomatis maka semakin banyak keluhan yang muncul ( jadi indikator di atas bisa dijadikan cek lis untuk mengetahui berat ringannya keluhan, semakin berat berarti semakin banyak cek lis yang positif / muncul dirasakan oleh pasien sehingga itu akan mencerminkan berat ringannya gangguan cemas dan depresi / stres yang diderita oleh pasien )

Apa yang harus dilakukan ?

Pasien yang mengalami psikosomatis dapat segera datang ke poli psikiatri. Mengapa tidak ke poli umum atau poli penyakit dalam atau poli saraf ? karena pasien psikosomatis memerlukan penegakan diagnosa dengan tes psikometri bukan pemeriksaan penunjang dengan mengguanakan alat medis saja, juga pasien psikosomatis memerlukan konseling telaah penyebab cemas dan depresi / stres bukan hanya sekedar di anamnesa biasa, juga pasien psikosomatis tidak cukup dengan menggunakan obat saja tetapi memerlukan pengobatan dengan pendekatan psikoterapi yang tentunya semua itu hanya bisa dilakukan oleh Psikiater.

Selama ini kebanyakan orang akan merasa tidak nyaman bila berobat ke dokter jiwa atau sering di sebut Psikiater. Hal ini disebabkan karena prasangka dan stigma dari masyarakat terhadap orang – orang yang berobat ke dokter jiwa / Psikiater. Masyarakat kita kebanyakan menganggap orang sakit jiwa berat alias Gila yang datang ke dokter jiwa / psikiater. Pendapat ini tentunya salah besar. Tidak salah memang dokter jiwa / psikiater dikatakan mengobati pasien sakit jiwa berat alias Gila atau dalam bahasa kedokterannya Skizofrenia. Tetapi pasien skizofrenia hanyalah sebagian kecil dari pasien yang datang ke dokter jiwa / psikiater. Selebihnya adalah pasien – pasien yang mengalami gangguan cemas, depresi / stres, masalah pribadi / sosial, pasien – pasien sakit fisik yang mengalami gangguan psikologis akibat sakit kronik yang dideritanya, termasuk juga pasien dengan Psikosomatis adalah ranah terapinya dokter jiwa / Psikiater.

Cobalah mulai sekarang memakai panduan 17 keluhan di atas apabila ada pasien dengan keluhan mulai dari 1 keluhan yang paling ringan sampai 17 keluhan yang paling berat dan saat dilakukan  pemeriksaan dengan alat medis ( pemeriksaan penunjang ) normal semua maka pasien tersebut masuk katagori menderita PSIKOSOMATIS yang disebabkan oleh gangguan cemas dan depresi / stres serta jangan malu / takut untuk berobat ke Psikiater. Karena untuk menyembuhkan gangguan jiwa tidak cukup hanya dengan meningkatkan ibadah ( mendekatkan diri kepada Allah ), rekreasi, berolah raga, meditasi dan lain – lain.

Departemen Jiwa RSPAU dr. S. Hardjolukito mempunyai sarana dan prasarana yang cukup lengkap serta representatif dalam penanganan penyakit – penyakit  dengan gangguan jiwa maupun penyakit – penyakit fisik yang kombinasi ke gangguan jiwa juga. Di Poli Psikiatri melayani mulai dari pelayanan Tes Psikometri ( untuk mendukung penegakan diagnosa gangguan jiwa dan men skor berat ringannya penyakit jiwa, MMPI tes ( tes untuk masuk TNI / POLRI / PNS atau jabatan – jabatan strategis lainnya ), surat keterangan bebas narkoba, surat keterangan sehat mental dan konseling. Poli Psikiatri RSPAU dr. S. Hardjolukito mempunyai fasilitas yang sangat nyaman dan exclusive dan menerapkan sistem pelayanan One Top Service ( semua proses pelayanan dari mulai pendaftaran, konseling, apotik dan pembayaran berada dalam satu tempat pelayanan) sehingga pasien tidak perlu mondar mandir kemana – mana. Untuk pasien yang harus rawat inap karena kondisi gangguan jiwa yang berat, Paviliun Psikiatri RSPAU dr. S. Hardjolukito juga bisa merawat dengan fasilitas yang cukup nyaman dan lengkap karena di Paviliun Psikiatri mempunyai bangunan yang masih baru, bagus, minimalis modern sehingga tidak terkesan angker dengan demikian pasien tidak merasa dikucilkan atau diisolasi selama dalam perawatan.

 

 

Tags: Berita

Humas RSPAU

Humas memiliki tugas untuk menyebarkan informasi antara individu atau organisasi dan masyarakat baik melalui sosial media, website atau media apapun.

Komentar
Tinggalkan Komentar